Resume Jurnal
Jurnal: ANALISIS
STRATEGI PENGEMBANGAN KOPERASI DI KOTA
MEDAN DENGAN METODE ANALISIS SWOT DAN
ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP)
Tahun: 2014
Penulis: Ali
Sakti Hamonangan Nasution, Paidi Hidayat
Ditelaah oleh, Heni Widyastuti
Mahasiswa S1 Program Studi Manajemen
Universitas Gunadarma
Isi Jurnal
Sakti
Hamonangan Nasution, Paidi Hidayat dalam jurnalnya yang berjudul “ANALISIS
STRATEGI PENGEMBANGAN KOPERASI DI KOTA
MEDAN DENGAN METODE ANALISIS SWOT DAN
ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP)”, menjelaskan tentang ekonomi kerakyatan dan
bagaimana startegi pengembangan koperasi yang berada di kota Medan dengan
menggunakan metode analisis SWOT dan AHP.
Lokasi yang diteliti
berada di kota Medan dan dalam kurun waktu 3 bulan yang berlangsung dari bulan
November sampai Januari 2014. Penelitian ini dilakukan di Dinas Koperasi, Usaha
Mikro Kecil dan Menengah Kota Medan.
Teknik
pengumpulan data dalam penelitian ini terdiri dari data primer dan data
sekunder. Data primer diperoleh melalui obeservasi (pengamatan langsung) dan
wawancara dengan Kepala Dinas Koperasi dan UMKM Kota Medan, Kepala Seksi
Koperasi, pelaku koperasi di Kota Medan dan pakar koperasi atau pengamat
koperasi, informasi yang diberikan menjadi saran dan masukan yang bersifat
kualitatif. Data sekunder diperoleh dari Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi
Pemerintah (LAKIP) tahunan. Selain itu data sekunder diperoleh dari penelusuran
literatur yang relevan dan pengumpulan data informasi dari instansi-instansi
atau lembaga yang terkait baik pemerintah maupun swasta seperti Badan Pusat
Statistik (BPS), Dinas Koperasi dan UMKM Kota Medan serta instansi yang terkait
lainnya.
Hasil
yang diperoleh dalam penelitian ini yaitu, perkembangan ekonomi yang pesat di
kota Medan juga mempengaruhi perkembangan koperasi di kota Medan. Secara
kuantitatif, dalam beberapa tahun terakhir, perkembangan koperasi di kota Medan
memang luar biasa. Jumlah, jenis, keanggotaan, maupun kapasitas permodalannya
tumbuh pesat. Akan tetapi perkembangan tersebut belum mampu mencapai target
yang diharapkan. Salah satu penyebabnya adalah karena koperasi itu sendiri
belum memasyarakat. Masih banyak anggota masyarakat yang belum memahami secara
komprehensif, apa, mengapa dan bagaimana sesungguhnya koperasi. Rendahnya
pemahaman masyarakat tersebut pada akhirnya berpengaruh negatif terhadap minat
masyarakat untuk menjadi anggota dan berpartisipasi aktif dalam pengembangan
koperasi. Demikian juga halnya dengan keberadaan Koperasi Serba Usaha (KSU) di
Kota Medan menurut data Dinas Koperasi dan Usaha Mikro Kecil Menengah Kota
Medan, menyebutkan dari sisi jumlah, koperasi di Kota Medan mengalami kemajuan
yang pesat. Hal ini dapat dilihat dari jumlah koperasi, jumlah anggota dan Sisa
Hasil Usaha (SHU), dimana jumlah koperasi saat ini di kota Medan sekitar 2000
unit, sedangkan yang masih aktif sekitar 1200 unit usaha koperasi, sedangkan
jumlah UMKM sekitar 212.142 UMKM di kota Medan, dan keseluruhannya tetap
dibawah binaan Dinas Koperasi Kota Medan.Namun demikian, dari sisi kualitas
pertumbuhan kuantitas Koperasi tidak diimbangi dengan peningkatan kualitas
Koperasi yang baik.
Hasil
analisis hierarki proses, maka didapatkan strategi pengembangan koperasi di
kota Medan yang utama adalah dengan peningkatan produksi koperasi baik secara
kuantitas maupun kualitas agar anggota koperasi selalu menggunakan koperasi
dalam kegiatan ekonominya sehingga kegiatan koperasi dapat terus berjalan dan
berkesinambungan. 2. Hasil analisis SWOT faktor internal yang menjadi kekuatan
dalam strategi pengembangan koperasi di kota Medan adalah ketersediaan barang
dan jasa di koperasi dengan bobot (245), komunikasi yang baik antara pengurus
dan anggota koperasi (208), penggunaan teknologi modern (144), partisipasi
anggota koperasi (144), kedisiplinan anggota koperasi membayar iuran (126),
bentuk usaha berbadan hukum (070), dan fasilitas kegiatan produksi (064). 3. Faktor internal yang menjadi kelemahan
bagi strategi pengembangan koperasi di kota Medan adalah tingkat pendidikan
pengurus dan anggota koperasi dengan bobot (500), pembukuan yang kurang baik
(250) dan RAT yang belum sepenuhnya berjalan (250). 4. Hasil analisis hierarki
proses (AHP) faktor eksternal yang menjadi peluang dalam strategi pengembangan
koperasi di kota Medan adalah perbedaan harga produk yang dihasilkan koperasi
dengan bobot (317), kesediaan koperasi dalam bermitra dengan badan usaha lain
(150), adanya otonomi daerah (142), pelaksanaan penyuluhan dan pendidikan
koperasi (137), realisasi bantuan dana dari pemerintah (113), respon pengurus
dan anggota koperasi terhadap kebijakan pemerintah (092) dan perkembangan
teknologi informasi (049). 5. Faktor
eksternal yang menjadi ancaman bagi pengembangan koperasi di kota Medan adalah
kebijakan pemerintah membatasi usaha koperasi dengan bobot (460), naiknya harga
BBM (319), dan saingan koperasi (221). 6. Hasil analisis SWOT diperoleh
strategi pengembangan koperasi di kota Medan, yaitu peningkatan produksi,
peningkatan SDM koperasi, peranan pemerintah, perbaikan manajemen koperasi,
kerjasama dengan badan usaha lain, dan efisiensi harga produk yang dihasilkan
koperasi.
Jurnal-jurnal yang terkait dalam penelitian
jurnal ini yaitu, Erwin, 2008.“Analisis Strategi Pengembangan Usaha Koperasi
Produksi Susu(Studi kasus Koperasi Produksi Susu dan Usaha Peternakan, Bogor,
JawaBarat)”, Skripsi, Fakultas Pertanian, IPB, Bogor. Hariyono, 2003.“Koperasi
Sebagai Strategi Pengembangan Ekonomi Pancasila”,Jurnal Ekonomi Rakyat, Tahun
II No.4 Juli. Krisdiana,R Diyan, 2008. “Strategi Pengembangan PPI Dlam Upaya
Peningkatan Kesejahteraan Nelayan Di PPI Jayanti Kecamatan Cidaun Kabupaten
Cianjur Propinsi Jawa Barat”, Tesis, Universitas Diponegoro, Semarang.
Ramadhan,De Aulia, 2009. “ Analisis Strategi Pengembangan Koperasi Unit Desa
Giri Tani”, Skripsi, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, IPB, Bogor. Wahyudyono, Erick, 2008.”Analisis Peran Utama
dan Rancangan Pengembangan Koperasi Mahasiswa Institut Pertanian Bogor dengan
Pendekatan Arsitektur Strategi”, Skripsi, Fakultas Pertanian, IPB, Bogor.
Komentar
Posting Komentar