Komunikasi Bisnis (Week 1)
Tugas Kelompok
Materi 1-5
Materi 1-5
BAB I
1.1 Pengertian dan Cakupan
Komunikasi
Pengertian Komunikasi Secara
Umum adalah proses pengiriman dan penerimaan
pesan atau informasi antara dua individu atau lebih dengan efektif sehingga
dapat dipahami dengan mudah. Istilah komunikasi dalam bahasa inggris
disebut communication, yang berasal dari kata communication atau communis yang
memiliki arti sama atau sama yang memiliki makna pengertian bersama. Dalam
Kamus Besar Bahasa Indonesia, pengertian komunikasi adalah pengiriman dan
penerimaan pesan atau berita dari dua orang atau lebih agar pesan yang dimaksud
dapat dipahami.
Pengertian
Komunikasi menurut definisi James A. F. Stoner adalah proses dimana seseorang
berusaha memberikan pengertian dengan cara pemindahan pesan. Sedangkan menurut
definisi Prof. Drs. H. A. W. Widjaya yang mengatakan bahwa pengertian komunikasi adalah hubungan
kontak antar dan antara manusia baik individu maupun kelompok.
Menurut
Onong Uchjana Effendy dalam buku
Dimensi Komunikasi menyatakan bahwa ruang lingkup/cakupan komunikasi sebagai
berikut:
1.
Bentuk komunikasi:
a.
Personal Communication (Komunikasi Pribadi):
·
Intrapersonnal Communication (Komunikasi Intrapribadi)
·
Interpersonnal Communication (Komunikasi Interpersonal)
b.
Group Communication (Komunikasi Kelompok):
·
Small Group Communication (Lecture, Panel
Discussion, Symposium, Seminar, Brainstorming).
·
Large Group Communication / Public Speaking.
·
Mass Communication (Komunikasi dengan menggunakan media, contoh:
Radio, TV, Film, dsb.).
2. Sifat Komunikasi:
a.
Verbal: Oral (ucapan), Written (tulisan).
b.
Non-verbal: Kinestetikal
(bahasa tubuh), Gestural (gerak-gerik tubuh), Postural (sikap tubuh) dan Facial Expressions (ekspresi muka).
3. Teknik Komunikasi:
a.
Public Relations
b.
Advertising
c.
Exhibition
d.
Propaganda
e.
Publicity
f.
Journalism
4. Metode Komunikasi:
a.
Informative Communication
b.
Persuasive Communication
c.
Coersive / Instructive Communication
5. Fungsi Komunikasi:
a.
Public Information
b.
Public Education
c.
Public Persuasion
d.
Public Entertainment
6. Tujuan Komunikasi:
a. Social Change/Social
Participation
b.
Attitude Change: 1.
Opinion Change 2. Behaviour Change
7. Model Komunikasi:
a.
One Step Flow Communication
b.
Two Step Flow Communication
c.
Multi Step Flow Communication
8. Bidang Komunikasi:
a.
Social Communication: Management
Communication, Business Communication dan Political Communication
b.
Cultural Communication: Traditional
Communication dan International Communication
9. Sistem Komunikasi:
a.
Social Responsibility System
b.
Authoritarian System
10. Interaksi Komunikasi:
a.
Komunikasi Sosial
b.
Komunikasi Media
1.2 Unsur-unsur dalam Komunikasi
Komunikasi
antar manusia hanya bisa terjadi, jika ada seseorang yang menyampaikan pesan
kepada orang lain tujuan tertentu, artinya komunikasi hanya bisa terjadi kalau
didukung oleh adanya sumber, pesan, media, penerima, dan efek. unsur-unsur ini
bisa juga disebut komponen atau elemen komunikasi.
1. Sumber, Semua peristiwa komunikasi akan
melinatkan sumber sebagai pembuat atau pengirim informasi. Dalam komunikasi
antarmanusia, sumber bisa terdiri dari satu orang, tetapi bisa juga dalam
bentuk kelompok misalnya partai, organisasi atau lembaga. Sumber sering disebut
pengirim, komunikator atau dalam bahasa Inggrisnya disebut source,
sender, atau encoder.
2. Pesan, Pesan yang dimaksud dalam proses
komunikasi adalah sesuatu yang disampaikan pengirim kepada penerima. Pesan
dapat disampaikan dengan cara tatap muka atau melalui media komunikasi. Isinya
bisa berupa ilmu pengetahuan, hiburan, informasi, nasihat atau propaganda.
Dalam bahasa inggris pesan biasanya diterjemahkan dengan kata massage, content atau informasi (Hafied Cangara,
2008;22-24).
3. Media, Media adalah alat sarana yang digunakan untuk
menyampaikan pesan dari komunikator kepada khalayak. Ada beberapa pakar
psikologi memandang bahwa dalam komunikasi antarmanusia, media yang paling
dominan dalam berkomunikasi adalah pancaindra manusia seperti mata dan teliga.
Pesan-pesan yang diterima pancaindra selanjutnya diproses dalam pikiran manusia
untuk mengontrol dan menentukan sikapnya terhadap sesuatu, sebelum dinyatakan
dalam tindakan. Akan tetapi, media yang dimaksud dalam buku ini, ialah media
yang digolongan atas empat macam, yakni: Media antarpribadi, untuk
hubungan perorang (antarpribadi) media yang tepat digunakan ialah kurir
/utusan, surat, dan telpon. Media kelompok, Dalam aktivitasa
komunikasi yang melibatkan khlayak lebih dari 15 orang, maka media komunikasi
yang banyak digunakan adalah media kelompok, misalnya, rapat, seminar, dan
konperensi. Rapat biasanya digunakan untuk membicarakan hal-hal penting yang
dihadapi oleh suatu organisasi. Seminar adalah media komunikasi kelompok yang
biasa dihadiri 150 orang. Konferensi adalah media komunikasi yang dihadiri oleh
anggota dan pengurus dari organisasi tertentu. Ada juga orang dari luar
organisasi, tapi biasanya dalam status peninjau. Media publik, kalau
khalayak lebih dari 200-an orang, maka media komunikasi yang digunakan biasanya
disebut media publik. Misalnya rapat akbar, rapat raksasa dan semacamnya. Media
massa, jika khalayak tersebar tanpa diketahui di mana mereka berada, maka
biasanya digunakan media massa. Media massa adalah alat yang digunakan dalam
penyampaian pesan dari sumber kepada khalayak (penerima) dengan menggunakan
alat-alat komunikasi mekanis seperti surat kabar, film, radio, dan televisi
(Hafied Cangara, 2008;123-126).
4. Penerima, Penerima adalah pihak yang menjadi
sasaran pesan yang dikirim oleh sumber. Penerima bisa terdiri satu orang
atau lebih, bisa dalam bentuk kelempok, partai atau negara. Penerima biasa
disebut dengan berbagai macam istilah, seperti khalayak, sasaran, komunikan,
atau dalam bahasa Inggris disebut audience atau receiver. Dalam
proses komunikasi telah dipahami bahwa keberadaan penerima adalah akibat karena
adanya sumber. Tidak adanya penerima jika tidak ada sumber. Penerima adalah
elemen penting dalam proses komunikasi, karena dialah yang menjadi sasaran dari
komunikasi. Jika suatu pesan tidak diterima oleh penerima, akan menimbulkan
berbagai macam masalah yang sering kali menuntut perubahan, apakah pada sumber,
pesan, atau saluran.
5. Pengaruh atau efek, Pengaruh atau efek adalah perbedaan antara
apa yang dipikirkan, dirasakan, dan dilakukan oleh penerima sebelum dan sesudah
menerima pesan. Pengaruh ini biisa terjadi pada pengetahuan, sikap dan tingkah
laku seseorang. Oleh karena itu, pengaruh bisa juga diartikan perubahan atau
pengetahuan, sikap, dan tindakan seseorang sebagai akibat penerimaan pesan
(Hafied Cangara, 2008;22-27).
1.3 Bentuk dasar komunikasi
Bentuk
dasar komunikasi dibagi menjadi dua bentuk dasar komunikasi, yaitu:
1. Komunikasi Verbal
Diambil
dari kata dasarnya, verbal berarti secara lisan (bukan tertulis), sedangkan
komunikasi verbal itu sendiri adalahsemua jenis simbol yang menggunakan satu
kata atau lebih. Dalam dunia Bisnis komunikasi verbal dalam dunia bisnis
merupakan salah satu bentuk komunikasi yang digunakan dalam dunia bisnis untuk
menyampaikan pesan-pesan bisnis baik kepada pihak lain baik secara tertulis
maupun secara lisan dengan struktur dan terorganisasi dengan baik, sehingga
tujuan penyampaian pesan-pesan bisnis dapat tercapai dengan baik. Dalam dunis
bisnis komunikasi verbal dapat diwujudkan dalam pembuatan dan pengiriman surat,
pemberian informasi kepada pelanggan, diskusi dalam tim, wawan cara kerja,
presentasi proposal dan masih banyak yang lain. Dalam perwujutannya komunikasi
verbal mengalami keterbasan bahasa sebagai berikut:
a. Keterbatasan kata yang tersedia untuk mewakili
obyek, misalnya pada obyek orang, benda, sifat, perasaan, obyek tersebut tidak
semuanya tersedia dalam penyampaian dengan menggunakan basaha verbal, jika itu
dituangkan dalam komunikasi verbal cenderung bersifat parsial, tidak sesuai
dengan realita yang sebenarnya terjadi, seperti pengungkapan baik-buruk,
kaya-miskin, pintar-bodoh dan lainnya.
b. Kata-kata yang bersifat ambigu dan kontekstual,
dimana pengungkapan kata-kata merepresentasikan persepsi dan interprestasi dari
orang-orang yang berbeda, menganut latar belakang sosial budaya yang berbeda
pula, misalkan pada kata berat, dimana kata ini memiliki banyak arti
seperti, tubuh orang itu berat, pak guru memberikan sanksi
yang berat, ujian nasional ini terasa berat.
c. Kata-kata mengandung bias budaya, dimana suatu
kata pada daerah tertentu memiliki arti yang berbeda pula pada daerah/budaya
tertentu, misalkan awak, dalam bahasa minang berarti saya/kita, namun jika
berhadapan dengan orang palembang memiliki arti berbeda, yaitu kamu.
d. Percampuran fakta, penafsiran dan penilaian,
dalam perdakapan sering mencampurkan fakta, penafsiran dan penilaian, yang
menyebankan kekeliruan persepsi pada suatu kalimat.
2. Komunikasi Non-verbal
Komunikasi Non-verbal adalah
komunikasi yang menggunakan pesan-pesan non-verbal. Istilah nonverbal biasanya
digunakan untuk melukiskan semua peristiwa komunikasi di luar
kata-kata terucap dan tertulis. Secara teoritis komunikasi nonverbal dan
komunikasi verbal dapat dipisahkan. Namun dalam kenyataannya, kedua jenis
komunikasi ini saling jalin menjalin, saling melengkapi dalam komunikasi yang
kita lakukan sehari-hari, dalam dunis bisnis perwujudan komunikasi nonverbal dapat
dicontohkan mengkerutkan dahi, tersenyum, tertawa menutup mulut, membuang muka,
dimana disesuaikan dengan maksud yang akan disampaikan kepada lawan
bicara/penerima komunikasi.
Dalam perwujudannya komunikasi nonverbal
memiliki sifat yang kurang terstruktur, sehingga menjadikan komunikasi
nonverbal sulit untuk dipelajari, seperti halnya seseorang meminta bawahannya
untuk mengambilkan buku di meja kerjanya yang berwarna merah, bagaimana
mengaplikasikannya? pastilah mengalami kesulitan. Komunikasi nonverbal juga
lebih bersifat spontan dibandingkan dengan komunikasi verbal.
1.4 Bisnis dalam pandangan
komunikasi
Memasuki millenium baru,
dunia usaha banyak menghadapi masalah kompleks. Bukan saja karena cakupan
bisnisnya yang semakin beragam, melainkan juga karena skala bisnis sudah
menjadi problem yang sangat luas. Sejumlah ahli mengatakan bisnis
sudah menjadi masalah global. Mengapa sampai demikian?
1. Pertama, karena semakin pesatnya kemajuan di
bidang sain dan teknologi, sehingga merangsang terciptanya sistem dan proses
produksi yang efisien. Produksi barang dan jasa sudah melampaui batas kebutuhan
pasar dalam negeri, sehingga perlu di ekspor.
2. Kedua, karena teknologi telah mempercepat
pembangunan sarana dan prasarana transportasi, sehingga mobilitas sosial
menjadi semakin cepat dan tinggi.
3. Ketiga, bersamaan dengan itu, kemajuan di
bidang transformasi informasi [komunikasi] juga berlangsung sangat pesat,
sehingga informasi tentang keadaan tertentu dapat disampaikan tanpa tergantung
pada jarak geografis. Bukan itu saja, kemajuan di bidang komunikasi [media
massa] telah mempengaruhi pola-pola bisnis antarmanusia.
Fenomena inilah yang menyadarkan banyak orang
betapa pentingnya memahami gejala komunikasi dalam rangka memahami gejala
bisnis. Jika kita melihat bisnis dan komunikasi sebagai sama-sama suatu proses
sosial, kita akan sampai pada kesimpulan bahwa komunikasi adalah bisnis dan,
sebaliknya, bisnis adalah komunikasi. Artinya, pada tingkatan gejala
[fenomena], antara komunikasi dan bisnis merupakan gejala yang terintegrasi.
Tidak bisa dipisah-pisahkan. Bisnis dan komunikasi sama-sama memulai
kegiatannya dengan melakukan proses produksi. Lebih jelasnya bisa dijelaskan
sbb:
1. Dalam komunikasi, yang diproduksi dinamakan
informasi: sedangkan dalam bisnis, yang diproduksi adalah barang dan jasa.
Dalam konteks tertentu, informasi juga termasuk barang dan jasa. Misalnya:
informasi lewat surat kabar, majalah, televisi, dll.
2. Kemudian, bisnis dan komunikasi menyampaikan
produk tsb kepada pihak lain. Dalam komunikasi, pihak lain bisa
disebut communicator, audience, destination, dst. Sementara dalam
kegiatan bisnis pihak lain sering disebut konsumen, klien, buyer,
dst.
3. Komunikasi dan bisnis sama-sama menimbulkan
reaksi tertentu dan mempunyai hambatan-hambatan yang spesifik.
BAB II
2.1 Peranan komunikasi dalam dunia bisnis:
1. penyelenggaraan komunikasi
dengan pasar
penyelenggaraan komunikasi
dengan pasar, merupakan hal yang mutlak dalam dunia bisnis secara khusus bagi
setiap produsen yang ingin mennghasilkan relasi yang baik dengan pasar sehingga
dapat memperluas jaringan dan juga demi berkembangnya bisnis yang digeluti.dan
juga untuk menghasilkan produk yang di tujukan bagi setiap konsumen.untuk
mencapai sasaran atau tujuan bisnis yang maksimal maka ada perbagai prosedur
dan langkah alternatif yang ditempuh untuk dapat menyempaikan pesan kepada
setiap konsumen yang tidak dikenal,kita memerlukan sarana komunikasi pemasaran
khusus seperti periklanan, karna periklanan dalam rangkaian usaha yang
dilakukan setiap pengusaha merupakan suatu alat pemasaran yang bidang geraknya
dapat mencakup semua bidang masyarakat dengan lebih efektif dan efisien. sarana
sarana komunikasi perdagangan yang tersedia antara lain adalah dalam wujud,
pengiriman surat, percakapan telepon, kunjungan pribadi dan lain-lain jenis
jennis sarana komunikasi perdagangan yang disebutkan di atas hanya sesuai
apabila di pergunakan dalam daerah ppemasaran arang dan jasa yang ruang
lingkupnya terbatas.
2. Konsep dasar dan peranan
Konsep Dasar dan Peranan
Komunikasi merupakan aktivitas dasar manusia. Dengan berkomunikasi, manusia
dapat saling berhubungan satu sama lain baik dalam kehidupan sehari-hari di
rumah tangga, di tempat pekerjaan, di pasar, dalam masyarakat atau di mana saja
manusia berada. Tidak ada manusia yang tidak akan terlibat dalam komunikasi. Pentingnya
komunikasi bagi manusia tidaklah dapat dipungkiri begitu juga halnya bagi suatu
organisasi. Dengan adanya komunikasi yang baik suatu organisasi dapat berjalan
dengan lancar dan berhasil dan begitu pula sebaliknya, kurangnya atau tidak
adanya komunikasi organisasi dapat macet dan berantakan. Misalnya bila dalan
suatu sekolah kepala sekolah tidak memberi informasi kepada guru-guru mengenai
kapan sekolah dimulai sesudah libur semester dan apa bidang studi yang harus
diajarkan oleh masing-masing guru, maka besar kemungkinannya guru tidak dating
mengajar. Skibatnya, murid-murid tidak belajar. Hal ini menjadikan sekolah
tidak berfungsi sebagaimana mestinya. Dari contoh itu kelihatan, bahwa dengan
kelupaan memberi informasi saja sudah memberikan efek yang lebih besar bagi
sekolah. Karena pentingnya komunikasi dalam organisasi maka perlu menjadi
perhatian pengelola agar dapat membantu dalam pelaksanaan tugasnya Komunikasi
yang efektif adalah penting bagi semua organisasi. Oleh karena itu, para
pemimpin organisasi dan para komunikator dalam organisasi perlu memahami dan
menyempurnakan kemampuan komunikasi mereka (Kohler 1981). Untuk memahami
komunikasi ini dengan mudah, perlu terlebih dahulu mengetahui konsep-konsep
dasar komunikasi.
2.2 Tujuan komunikasi dalam bisnis
Secara umum, ada tiga tujuan komunikasi
bisnis, yaitu memberi informasi (informing),
melakukan persuasi (persuading), dan melakukan kolaborasi (collaborating) dengan audiens.
a. Memberi informasi (informing)
Tujuan pertama dalam
komunikasi bisnis adalah memberikan informasi yang berkaitan dengan dunia
bisnis kepada pihak lain. Sebagai contoh, seorang pimpinan suatu perusahaan
membutuhkan beberapa pegawai baru yang akan ditempatkan sebagai staf
administrasi di kantor-kantor cabang yang ada. Untuk memperoleh pegawai yang
diharapkan, ia dapat memasang iklan lowongan kerja melalui media surat kabar,
majalah, radio, dan internet. Masing-masing media informasi tersebut tentu saja
mempunyai kelebihan dan kekurangan satu sama lain. Jadi tergantung manajer
untuk memilih media mana yang akan dipilih dengan mempertimbangkan kemampuan internal
yang dimiliki oleh perusahaan.
b. Melakukan persuasi
(persuading)Tujuan kedua dari sebuah komunikasi bisnis adalah melakukan
persuasi kepada pihak lain agar apa yang disampaikan dapat dipahami oleh
audiens dengan baik dan benar. Hal ini sering dilakukan terutama yang berkaitan
dengan negoisasi antara seseorang dengan orang laian dalam bisnis. Untuk dapat
memperoleh hasil yang optimal dalam bernegosiasi, setiap pihak perlu memahami
prinsip win-win solution.
c. Melakukan kolaborasi
(collaborating) dengan audiensTujuan ketiga dalam komunikasi bisnis adalah
melakukan kolaborasi atau kerjasama bisnis antara seseorang dengan orang lain.
Melalui jalinan komunikasi bisnis, seseorang dapat dengan mudah melakukan
kerjasama bisnis baik antara perusahaan dosmetik maupun dengan perusahaan
asing. Saat ini kerjasama antar perusahaan di berbagai belahan dunia relative
mudah dilakukan seiring dengan semakin pesatnya kemajuan teknologi komunikasi
dewasa ini. Seseorang dapat menggunakan beberapa media telekomunikasi yang ada
seperti telepon biasa, faksmili, telepon genggam, internet, email dan
telekomferensi. Teknologi komunikasi tersebut sangat penting artinya dalam
memperat kerjasama dalam dunia bisnis. Dalam dunia bisnis, presentasi yang baik
harus mampu menjelaskan tujuan yang diinginkan secara spesifik. Oleh karena itu
untuk merumuskan tujuan tersebut, seseorang perlu menanyakan pada diri sendiri,
apakah audiensi akan melakukan penelaahan terhadap suatu pesan atau tidak.
Tujuan harus dinyatakan setepat mungkin, demikian pula dengan identifikasi
individu-individu yang akan memberi tanggapan terhadap pesan yang disampaikan.
2.3 Kesalahpahaman dalam Berkomunikasi
1. Masalah dalam mengembangkan
pesan.
Sumber masalah potensial dalam
mengembangkan suatu pesan adalah dalam memformulasikan suatu pesan. Masalah
dalam mengembangkan suatu pesan dapat mencakup antara lain munculnya
keragu-raguan tentang isi pesan, kurang terbiasa dengan situasi yang ada atau
masih asing dengan audiens, adanay pertentangan emosional, atau kesulitan dalam
mengekspresikan ide atau gagasan.
2. Masalah dalam menyampaikan
pesan.
Komunikasi dapat juaga
terganggu karena munculnya masalah dalam mendapatkan pesan dari pengirim ke
penerima. Masalah dalam penyampaian pesan yang paling jelas adalah faktor
fisik. Misalnya, pada saat menggunakan sound system terdapat sambungan kabel
yang kurang baik (antara tersambung dan tidak, sehingga muncul suatu
grak-grek), kualitas suara sound system yang kurang baik, lampu penerangan
tiba-tiba padam, audiens terhalang oleh pilar (tiang bangunan), dan tidasan
surat yang tak terbaca. Jika anda sedang
menyampaikan presentasi makalah atau kertas kerja, sebaiknya memilih tempat
yang memungkinkan audiens dapat melihat dan mendengar dengan jelas apa yang
disampaikan. Masalah lain yang muncul dalam penyampaian suatu pesan adalah bila
dua buah pesan yang disampaikan mempunyai arti yang saling berlawanan atau
bermakna ganda. Bila dua buah pesan disampaikan melalui saluran penghubung yang
cukup panjang. Orang terakhir yang menerima pesan mungkin hanya dapat menangkap
sebagian kecil saja dari orang yang pertama atau bahkan pesan yang disampaikan
bisa jadi bertentangan dengan pesan aslinya.
3. Masalah dalam menerima pesan.
Masalah yang muncul dalam penerimaan suatu
pesan antara lain adanya persaingan antara penglihatan dengan suara, kursi yang
tidak nyaman, lampu yang kurang teran, dan kondisi lain yang dapat mengganggu
konsentrasi penerima. Dalam beberapa kasus, gangguan atau masalah penerimaan
pesan dapat muncul berkaitan dengan kesehatan si penerima pesan. Mislnya,
pendengaran yang kurang baik, penglihatan yang mulai kabur atau bahkan sakit
kepala, juga dapat mengganggu penerima dalam menerima suatu pesan. Meskipun hal
tersebut tidak memblok (menghambat) jalur komunikasi secara total, tetapi dapat
mengurangi konsentrasi si penerima pesan. Barangkali gangguan yang paling umum
terjadi adalah kurangnya konsentrasi selama melakukan komunikasi.
4. Masalah dalam menafsirkan
pesan.
Meskipun suatu pesan mungkin hilang selama
proses penyampaian pesan terjadi, namun masalah terbesar adalah pada mata
rantai terakhir, di mana suatu pesan ditafsirkan oleh penerima pesan. Perbedaan
latar belakang, perbendaharaan bahasa, dan pernyataan emosional, dapat
menimbulkan munculnya kesalahpahaman antara pengirim dan penerima pesan. Seseorang berkomunikasi dengan orang lain yang
memiliki pengalaman dan harapan yang serupa, maka apa yang dia katakana secara
otomatis cocok dengan kerangka berfikir dirinya. Bila seseorang menghadapi
orang yang memiliki latar belakang berbeda, apa yang dia katakana mungkin akan
ditafsirkan dari sudut pandang yang berbeda. Masalah dalam memahami pesan-pesan
sebenarnya terletak pada bahasa, yang menggunakan kata-kata sebagai simbol
untuk menggambarkan suatu kenyataan. Suatu hal yang cukup menarik bahwa
seseorang mungkin bereaksi secara berbeda terhadap kata yang sama pada keadaan
yang berbeda. Suatu pesan yang jelas dan dapat diterima di suatu kondisi, namun
dalam situasi yang berbeda suatu kata dapat membingungkan. Hal ini tergantung
pada hubungan emosional antara penerima dan pengirim pesan.
2.4 Memperbaiki komunikasi dalam organisasi
Untuk dapat melakukan
komunikasi yang efektif diperlukan beberapa persyaratan, antara lain: persepsi,
ketetapan, kredibilitas, pengendalian, dan kecocokan / keserasian.
Komunikasi yang efektif dapat mengatasi
berbagai hambatan yang dihadapi dengan memperhatikan tiga hal sebagai berikut:
1. Membuat satu pesan secara
lebih berhati-hati
2. Minimalkan gangguan dalam
proses komunikasi
3. Mempermudah upaya umpan balik
antara si Pengirim dan si penerima pesan
BAB III
3.1 Pola Komunikasi Bisnis
Meskipun semua organisasi harus melakukan
komunikasi dengan berbagai pihak dalam mencapai tujuannya, perlu diketahui
bahwa pendekatan yang dipakai antara satu organisasi dengan organisasi yang
lain dapat bervariasi atau berbeda-beda. Bagi perusahaan berskala kecil yang
hanya memiliki beberapa karyawan, penyampaian informasi dapat dilakiukan secara
langsung kepada karyawan tersebut. Lain halnya dengan perusahaan besar yang
memiliki ratusan bahkan ribuan karyawan, penyampaian informasi kepada mereka
merupakan suatu pekerjaan yang cukup rumit. Bagaimana pola komunikasi (patterns of communication) terjadi dalam
suatu organisasi Secara umum, pola komunikasi dapat dibedakan menjadi saluran
komunikasi formal (formal communication
channel) dan saluran komunikasi nonformal (informal communication channel).
1. Saluran komunikasi formal
Dalam
struktur organisasi garis, fungsional, maupun matriks, akan tampak berbagai
macam posisi atau kedudukan masing-masing sesuai dengan batas tanggung jawab
dan wewenangnya. Dalam kaitanya dengan proses penyampaian informasi dari
manajer kepada bawahan ataupun dari manajer ke karyawan, pola tramsformasi
informasinya dapat berbentuk komunikasi dari atas kebawah (top down atau downward communication), komunikasi dari bawah ke atas (bottom-up atau upward communication), komunikasi horizontal (horizontal communication), dan
komunikasi diagonal (diagonal
communication). Selanjutnya akan dibahas mengenai keterbatasan komunikasi
formal (montana, 1993; greene, 1985)
a. Komunikasi dari atas ke bawah
Secara
sederhana, transformasi informasi dari manajer dalam semua level ke bawahan
merupakan komunikasi dari atas kebawah (top-down atau downward
communication). Aliran komunikasi dari manajer kebawahan tersebut, umumnya
terkait dengan tanggung jawab dan kewenangannya dalam suatu organisasi. Seorang
manajer yang menggunakan jalur komunikasi ke bawah memiliki tujuan untuk
menyampaikan informasi, mengarahkan, mengkoordinasi, memotivasi, memimpin dan
mengendalikan berbagai kegiatan yang ada di level bawah. Komunikasi dari atas
ke bawah tersebut bisa berupa lisan (oral
communication) maupun tertulis (written communication). Komunikasi secara lisan dapat berupa
percakapan biasa, wawancara formal antara supervisor dengan karyawan, atau
dapat juga dalam bentuk pertemuan. Di samping itu komunikasi tertulis juga
dapat berbentuk memo, manual pelatihan, kontak informasi, surat tugas, surat
perintah, surat keputusan, surat pemberhentian, papan pengumuman, dan buku
petunjuk pelaksanaan tugas bagi karyawan.
Menurt
katz dan khan, komunikasi kebawah memiliki lima tujuan pokok yaitu:
1. Memberikan penghargaan atau instruksi kerja
tertentu,
2. Memberikan informasi mengapa suatu pekerjaan
harus dilaksanakan,
3. Memberikan informasi tentang prosedur dan
praktik organisasional,
4. Memberikan umpan balik pelaksanaan kerja
kepada paraa karyawan,
5. Menyajikan informasi mengenai aspek ideologi
dalam membantu organisasi menanamkan pengertian tentang tujuan yang ingin
dicapai.
Salah satu kelemahan saluran informasi dari
atas ke bawah ini adalah kemungkinan terjadinya penyaringan atau sensor
informasi penting yang ditunjukan kepada bawahannya. Dengan kata lain, pesan
yang diterima para bawahan bisa jadi tidak selengkap aslinya. Ketidak lengkapan
pesan yang diterima disebabkan saluran komunikasi yang cukup panjang mulai dari
manajer puncak hingga ke karyawan.
b. Komunikasi dari bawah ke atas
Dari struktur orgsnisasi,
komunikasi dari bawah ke atas berarti alur pesan yang disampaikan berasal dari
bawah (karyawan) menuju ke atas(manajer). Untuk menyelesaikan masalah-masalah
yang terjadi dalam suatu organisasi dan mengambil keputusan secara tepat, sudah
sepantasnya bila manajer memperhatikan aspirasi yang berasal dari bawah.
Keterlibatan karyawan dalam proses pengambilan keputusan merupakan salah satu
cara yang positif dalam upaya pencapaian tujuan organisasi, selain itu para
manajer harus percaya penuh kepada para bawahannya. Kalau tidak, informasi
apapun dari bawahan tidak akan bermanfaat karena yang muncul hanyalah rasa
curiga dan ketidak percayaan terhadap informaasi tersebut. Salah satu kelemahan
komunikasi dari bawah ke atas adalah kemungkinan bawahan hanya menyampaikan
informasi yang baik-baik saja, sedangkan informasi yang agaknya mempunyai kesan
negatif atau tidak disenangi oleh manajer cenderung disimpan atau tidak
disampaikan.
c. Komunikasi horizontal
Komunikasi horizontal atau
sering juga disebut dengan istilah komunikasi lateral, adalah komunikasi yang
terjadi antara bagian-bagian yang memiliki posisi sejajar dalam suatu
organisasi, tujuan komunikasi horizontal antara lain untuk melakukan persuasi,
mempengaruhi, dan memberi kan informasi kepada bagian atau departemen yang
memiliki kedudukan sejajar. Komunikasi horizontal menjadi penting artinya
manakala setiap bagian atau departemen dalam suatu organisasi memiliki tingkat
tingkat ketergantungan yang cukup besar. akan tetapi, jika masing-masing bagian
dapat bekerja secara sendiri-sendiri tanpa harus bergantung pada bagian
lainnya, komunikasi horizontal tidak sering atau minim dipakai.
d. Komunikasi diagonal
Bentuk
komunikasi yang satu ini memang agak lain dari beberapa bentuk komunikasi
sebelumnya. Komunikasi diagonal melibatkan komunikasi antara dua level organisasi
yang berbeda. contohnya adalah komunikasi formal antara manajer pemasaran
dengan bagian pabrik. Bentuk komunikasi diagonal memiliki beberapa keuntungan,
diantaranya adalah:
1. Penyebaran informasi bisa menjadi lebih cepat
dibandingkan bentuk komunikasi tradisional.
2. Memungkinkan individu dari berbagai bagian
atau departemen ikut membantu menyelesaikan masalah dalam organisasi.
Namun komunikasi diagonal juga memiliki
kelemahan, salah satu kelemahannya adalah bahwa komunikasi diagonal dapat
mengganggu jalur komunikasi yang rutin dan telah berjalan normal. Disamping
itu, komunikasi diagonal dalam suatu organisasi besar juga sulit untuk
dikendalikan secara efektif.
e. Keterbatasan komunikasi formal
Meskipun
sangat penting bagi organisasi besar, namun dampak saluran komunikasi formal
kurang menguntungkan dari sudut pandang individual maupun perusahaan. Dilihat
dari sudut pandang individual, komunikasi formal sering membuat frustasi atau
menjengkelkan bagi pihak tertentu, khususnya mengenai keterbatasan untuk masuk
ke dalam proses pengambilan keputusan. Dalam struktur organisasi yang besar,
untuk dapat berkomunikasi dengan manajer puncak harus terlebih dahulu melalui
lapisan manajer yang ada dibawahnya. Artinya banyak jalur yang harus dilalui
untuk dapat berkomunikasi secara langsung dengan manajer puncak. Kemudian
dilihat dari sudut pandang perusahaan, masalah terbesar dalam saluran
komunikasi formal adalah kemungkinan munculnya distorsi atau gangguan
penyampaian informasi ke level yang
lebih tinggi, karena setiap keterkaitan (link)
dalam jalur komunikasi berpotensi menimbulkan kesalah pahaman. Bagaimana
mengatasi hal tersebut? Salah satu caranya adalah dengan mengurangi jumlah
tingkatan (level) dalam struktur
organisasi. Semakin sedikit kaitan dalam jalur komunikasi, semakin sedikit
kemungkinan terjadinya kesalahpahaman. Struktur organisasi yang mendatar dengan
tingkatan organisasi yang lebih sedikit, dan lebih banyak rentang kendalinya akan
dapat membantu mengurangi terjadinya distorsi.
f.
Saluran komunikasi informal
Bagan
organisasi formal akan dapat menggambarkan bagaimana informasi yang akan
ditransformasikan dari satu bagian ke bagian yang lainnya sesuai dengan jalur
hierarki yang ada. Namun dalam praktik tampaknya garis-garis dan kotak-kotak
yang tergambar pada struktur organisasi tidak mampu mencegah orang-orang dalam
suatu organisasi untuk bertukar informasi antara orang yang satu dengan
oang yang lain. Oleh karena itu keberadaan jaringan komunikasi informal dalam
suatu organisasi tidak dapat dielakan. Jaringan ini dapat pula digunakan oleh
para manajer untuk memonitor para karyawan dalam melakukan tugasnya. Dalam
jaringan komunikasi informal, orang-orang yang ada dalam suatu organisasi,
tanpa memerlukan jenjang hierarki, pangkat, dan kedudukan dapat berkomunikasi
secara luas. Meskipun hal-hal yang mereka perbincangkan biasanya bersifat umum.
3.2 Mengelola Komunikasi Bisnis
Ada 2 hal yang perlu diperhatikan dalam mengelola
komunikasi, yaitu:
1.
Penanganan
pesan-pesan yang bersifat rutin
Untuk dapat memaksimalkan manfaat dan meminimalkan
biaya, seorang manajer perlu memperhatikan hal berikut ini:
a.
Mengurangi
jumlah pesan
b.
Instruksi
yang jelas
c.
Mendelegasikan
tanggung jawab
d.
Melatih
petugas
2. Penanganan Krisis
Komunikasi
Cara penanganan krisis di suatu perusahaan tentu
berbeda dengan perusahaan lain. Namun, munculnya krisis dalam suatu perusahaan
dapat mempunyai pengaruh terhadap masa depan produk maupun reputasi perusahaan
bersangkutan. Dalam kaitannya dengan krisis komunikasi tersebut, ada 2
falsafah dalam komunikasi yaitu:
a.
Bersikap
diam, tidak mengatakan sesuatu, atau
b.
Katakan
apa yang terjadi dan segera
Namun, beberapa
ahli hubungan masyarakat (public relation)
menyarankan agar perusahaan menangkis rumor yang beredar dalam masyarakat
dengan cara menjelaskan dengan cara apa yang menjadi masalahnya secara terbuka
tanpa ditutup-tutupi kepada public (masyarakat umum) dan karyawan-karyawannya.
Pada saat yang sama, perusahaan harus mencari sumber masalahnya dan berusaha
mengendalikannya. Satu hal yang paling penting dalam menangani setiap kasus
adalah mengusahakan agar pikiran tetap dalam kondisi tenag, kalem, dan tidak
gegabah. Tenang dalam artian bahwa penanganan suatu kasus perlu pemikiran
jernih dan tidak dalam kondisi emosional. Suatu tanggapan yang rasional akan
membantu memberikan inspirasi untuk mempertinggi rasa percaya diri. Dalam
situasi krisis ekonomi, ada beberapa hal yang dapat dilakukan seperti:
a.
Siapkan
tim yang terampil atau cekatan dalam penanganan krisis
b.
Usahakan
agar manajemen puncak segera bertindak pada saat krisis terjadi
c.
Ciptakan
sebuah pusat informasi sebagai representasi perusahaan yang dilengkapi dengan
berbagai peralatan elektronik komunikasi
d.
Ceritakan
suatu kejadian secara menyeluruh, terbuka, dan jujur. Jika memang ada yang
salah segera mohon maaf
e.
Tunjukkan
keseriusahan perusahaan, bukan saja dalam pernyataan tetapi dalam wujud nyata.
3.3 Masalah Komunikasi dalam
Organisasi
Fakor
hambatan yang biasanya terjadi dalam proses komunikasi dapat dibagi dalam 3
jenis, yaitu:
1.
Hambatan
Teknis
Hambatan ini timbul karena lingkungan dan
memberikan dampak pencegahan terhadap kelancaran pengiriman dan penerimaan
pesan. Dari sisi teknologi, keterbatasan fasilitas dan peralatan komunikasi,
akan semakin berkurang dengan adanya temuan baru di bidang teknologi komunikasi
dan sistem informasi, sehingga saluran komunikasi dan media komunikasi dapat
diandalkan serta lebih efisien.
2.
Hambatan
Semantik
Gangguan ini menjadi hambatan dalam proses
penyampaian pengertian atau ide secara efektif. Definisi semantik disini adalah
studi atas pengertian yang diungkapkan lewat bahasa. Suatu pesan yang kurang
jelas akan tetap menjadi tidak jelas bagaimanapun baiknya transmisi. Untuk
menghindari mis-komunikasi semacam ini, seorang komunikator harus memilih
kata-kata yang tepat dan sesuai dengan karakteristik komunikannya, serta
melihat dan mempertimbangkan kemungkinan penafsiran yang berbeda terhadap
kata-kata yang digunakannya.
3.
Hambatan
Manusiawi
Hambatan ini muncul dari masalah-masalah pribadi
yang dihadapi oleh orang-orang yang terlibat dalam komunikasi, baik komunikator
maupun komunikan. Menurut Cruden dan Sherman, hambatan ini mencakup:
a. Hambatan yang
berasal dari perbedaan individual manusia, seperti perbedaan persepsi, umur,
keadaan emosi, status, keterampilan mendengarkan, pencarian informasi, dan
penyaringan informasi.
b. Hambatan yang
ditimbulkan oleh iklim psikologis dalam organisasi atau lingkungan sosial dan
budaya, seperti suasana dan iklim kerja serta tata nilai yang dianut. Ditinjau
dari aspek bisnis, organisasi adalah sarana manajemen (dilihat dari aspek
kegiatannya). Korelasi antara Ilmu Komunikasi dengan Organisasi terletak pada
peninjauannya yang berfokus kepada manusia-manusia yang terlibat dalam mencapai
tujuan organisasi.
Dalam lingkup
organisasi tujuan utama komunikasi adalah memperbaiki organisasi, yang
ditafsirkan sebagai upaya yang dilakukan untuk mencapai tujuan-tujuan
manajemen. Komunikasi organisasi terjadi setiap saat dan dapat didefinisikan
sebagai pertunjukan dan penafsiran pesan diantara unit-unit komunikasi yang
merupakan bagian dari suatu organisasi. Suatu organisasi terdiri dari unit-unit
komunikasi dalam hubungan hierarchies anatara satu dengan lainnya dan berfungsi
dalam suatu lingkungan. Komunikasi bisnis adalah proses pertukaran pesan atau
informasi untuk mencapai efektivitas dan efisiensi produk kerja di dalam
struktur (jenjang/level) dan sistem organisasi yang kondusif. Dalam kegiatan
organisasi bisnis, pesan hendaknya tidak hanya sekedar informatif, yaitu agar
pihak lain mengerti dan tahu, tetapi juga haruslah persuasif, agarpihak lain
bersedia menerima suatu paham atau keyakinan atau melakukan suatu perbuatan
atau kegiatan.
Dalam proses
komunikasi, semua pesan atau informasi yang dikirim akan diterima dengan
berbagai perbedaan oleh penerima pesan/informasi, baik karena perbedaan latar
belakang, persepsi, budaya maupun hal lainnya. Untuk itu, suatu pesan atau
informasi yang disampaikan hendaknya memenuhi 7 syarat atau dikenal juga dengan
7 C, yaitu:
1. Completeness
(Lengkap)
Suatu
pesan atau informasi dapat dikatakan lengkap, bila berisi semua materi yang
diperlukan agar penerima pesan dapatmemberikan tanggapan yang sesuai dengan
harapan pengirim pesan.
2. Conciseness
(Singkat)
Suatu pesan dikatakan concise bila dapat
mengutarakan gagasannya dalam jumlah kata sekecil mungkin (singkat, padat
tetapi jelas) tanpa mengurangi makna, namun tetep menonjolkan gagasannya.
3. Consideration
(Pertimbangan)
Penyampaian pesan hendaknya menerapkan empati
dengan pertimbangan dan mengutamakan penerima pesan.
4. Concreteness
(Konkrit)
Penyampaian pesan hendaknya disampaikan dengan
bahasa yang gamblang, pasti, dan jelas
5. Clarity (Kejelasan)
Pesan hendaknya disampaikan dengan bahasa yang
mudah dimengerti dan mudah diinterpretasikan serta memiliki makna yang jelas.
6. Courtessy
(Kesopanan)
Pesan disampaikan dengan gaya bahasa dan nada yang
sopan, akan memupuk hubungan baikdalam komunikasi bisnis.
7. Correctness
(Ketelitian)
Pesan hendaknya dibuat dengan teliti dan
menggunakan tata bahasa, tanda baca, dan ejaan yang benar (formal atau resmi).
BAB IV
4.1 Jenis-jenis Komunikasi
1.
Komunikasi menurut
penyampaiannya
a.
Komunikasi lisan: Yang
dimaksudkan dengan komunikasi lisan adalah komunikasi yang terjadi secara
langsung dan tidak dibatasi oleh jarak, yang artinya komunikasi bentuk ini
dilakukan antara kedua belah pihak secara bertatap muka.
b.
Komunikasi tertulis: Komunikasi
tertulis adalah salah satu bentuk komunikasi yang berupa tulisan, komunikasi
ini biasanya berupa:
•
Dibuat dalam bentuk surat dan
dipergunakan untuk menyampaikan suatu berita yang singkat, jelas, dan dipandang
perlu untuk ditulis dengan maksud tertentu.
•
Naskah, naskah biasanya
dipergunakan untuk mengirim berita yang sifatnya komplek.
•
Balngko- blangko, dipergunakan
untuk mengirimkan suatu berita dalam bentuk daftar.
•
Gambar dan foto, komunikasi
bentuk ini biasanya karena hal yang ingin disampaikan tidak dapat dilukiskan
dengan kata-kata atau kalimat.
•
Spanduk, spanduk biasanya
digunakan untuk menyampaikan sebuah informasi massa yang sasaranya adalah orang
banyak.
2.
Komunikasi menurut
kelangsungannya
Dalam sebuah proses komunikasi yang
dilakukan oleh dua orang ataupun lebih, dapat diketahui interaksi antara kedua
belah pihak atau lebih tersebut sebagai mana berikut:
a.
Komunikasi langsung: Proses
komunikasi langsung maksudnya adalah bahwa komunikasi yang dilakukan tanpa
bantuan, campur tangan, perantara pihak lain ataupun media komunikasi serta
tidak dibatasi oleh jarak.
b.
Komunikasi tidak langsung:
Komunikasi tidak langsung dilakukan melalui perantara, baik itu pihak ketiga
atau bantuan alat-alat komunikasi lainnya.
3.
Komunikasi menurut perilaku
Komunikasi dipelari oleh manusia melalui proses kehidupannya, melaui
belajar, bersosial dan lain sebagainya yang tentunya akan secara otomatis
dipengaruhi oleh perilaku dan posisi seseorang didalam masyarakat, berikut
merupakan jenis komunikasi menurut perilakunya:
a.
Komunikasi formal: Komunikasi
formal biasanya terjadi dalam suatu organisasi, komunikasi seperti ini biasanya
sudah mempunyai aturan dan tata caranya sendiri menurut rules dari organisasi
atau perusahaanya.
b.
Komunikasi informal: Komunikasi
informal terjadi dalam suatu oraganisasi yang tidak ditentukan dalam struktur
organisai dan tidak dapat pengakuan resmi yang juga tidak berpengaruh terhadap
kepentingan organisasi yang bersangkutan, misalnya adalah obrolan antar teman,
desa-desus dan lain sebagainya.
c.
Komunikasi nonformal:
Komunikasi nonformal adalah komunikasi yang terjadi antara bersifat formal dan
informal, yaitu komunikasi yang bertujuan dengan pelaksanaan tugas pekerjaan
organisasi.
4.
Komunikasi menurut maksudnya
Menurut maksud dilakukanya komuniksi ada beberapa komunikasi yang
jika diperhatikan dilakukan dengan maksud tertentu dari yang menyampaikan
informasi, inisiatif komunikator menjadi suatu penentu diantaranya adalah:
a.
Pidato
b.
Ceramah
c.
Wawancara
d.
Memberi tugas atau perintah
5.
Komunikasi menurut ruang
lingkungnya
Ruang lingkup terjadinya komunikasi merupakan batasan jenis
komunikasi yang sedang dilakukan. Maka dalam komunikasi menurut ruang lingkup dapat
dibedakan sebagai berikut:
a.
Komunikasi Internal
Komunikasi yang berlangsung dalam
ruang lingkup atau lingkungan organisasi atau perusahaan yang terjadi diantara
anggota organisasi atau perusahaan tersebut saja (komunikasi yang dilakukan
orang dalam). Didalamnya komunikasi internal dibagi lagi menjadi 3 macam yaitu:
Komunikasi vertical, Komunikasi horizontal, dan Komunikasi diagonal.
b.
Komunikasi Eksternal
Komunikasi eksternal merupakan
komunikasi yang berlangsung antara organisasi kepada pihak masyarakat yang ada
di luar organissi atau perusahaan tersebut. Komunikasi dengan pihak luar dapat
berbentuk:
·
Eksposisi, pameran, promosi,
publikasi, dan sebagainya.
·
Komperensi pers
·
Siaran televise, radio, dan
sebagainnya.
·
Bakti sosial, pengabdian pada
masyarakat, dan sebagainnya.
Komunikasi
eksternal dimaksudkan untuk mendapatkan pengertian, kepercayaan, bantuan dan kerjasama
dengan masyarakat luas sehingga pihak yang berkepentingan dapat berkontribusi
terhadap perusahaan sekaligus daerahnya.
6.
Komunikasi menurut aliran
informasi
Komunikasi yang didasarkan menurut aliran informasi dapat dibedakan
sebagai berikut :
a.
Komunikasi satu arah, yaitu
merupakan komunikasi yang berlangsung dari satu pihak saja.
b.
Komunikasi dua arah, yaitu
merupakan komunikasi yang bersifat timbale balik, dalam hal ini komunikasi
diberi kesempatan untuk memberikan respons atau feedbeck kepada komunikatornya.
c.
Komunikasi ke atas yaitu
merupakan komunikasi yang terjadi dari bawahan kepada atasan
d.
Komunikasi ke bawah, yaitu
meruakan komunikasi yang terjadi dari atasan kepada bawahan.
e.
Komunikasi kesamping, yaitu
merupakan komunikasi yang terjadi diantara orang yang memiliki kedudukan
sejajar. Dengan demikian arah informasi tersebut akan dianut sebagai bentuk
interaksi komunikasinya.
7.
Komunikasi menurut jaringan
kerja
Di dalam sebuah organisasi atau perusahaan komunikasi akan dapat terlaksana
menurut sistem yang ditetapkanya dalam jaringan kerja yang dinanungi.
Komunikasi menurut jaringan kerja ini dapat dibedakan menjadi:
a.
Komunikasi jaringan kerja
rantai: Komunikasi terjadi menurut saluran hirarchi organisasi dengan jaringan
komando sehingga mengikuti pola komunikasi formal.
b.
Komunikasi jaringan kerja
lingkaran: Komunikasi terjadi melalui saluran komunikasi yang berbentuk seperti
lingkaran.
c.
Komunikasi jaringan bintang:
Komunikasi yang terjadi melalui satu sentral dan saluranya yang dilalui lebih
pendek.
8.
Komunikasi menurut peranan
individu
Komunikasi yang dilakukan seseorang atau individu kepada pihak-pihak
lain baik secara kelompok maupun secara individual. Dalam komunikasi ini
peranan individu sangat mempengaruhi keberhasilan proses komunikasinya. Ada
beberapa macam antara lain:
a.
Komunikasi antara individu
dengan individu yang lain
b.
Komunikasi antara individu
dengan lingkungan yang lebih luas
c.
Komunikasi antara individu
dengan dua kelompok atau lebih
9.
Komunikasi menurut jumlah
pelaku komunikasi tersebut
Komunikasi yang selalu terjadi diantara sesama manusia baik individu
maupun kelompok. Jumlah dari orang yang berkomunikasi akan mempengaruhi proses
komunikasi itu sendiri, disamping sifat dan tujuan komunikasi itu dilaksanakan.
Untuk itu dapat dibedakan sebagai berikut:
a.
Komunikasi perseorangan:
Komunikasi yang terjadi secara perseorangan atau individual antara pribadi
dengan pribadi tentang permasalahan yang bersifat pribadi juga.
b.
Komunikasi kelompok: Komunikasi
yang berlangsung dalam suatu kelompok atau group tentang masalah-masalah yang
menyangkut kepentingan banyak orang dalam kelompok.
BAB V
5.1 Keuntungan menguasai teknologi informasi
Kemajuan yang telah dicapai
manusia dalam bidang Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) merupakan sesuatu
yang patut kita syukuri karena dengan kemajuan tersebut akan memudahkan manusia
dalam mengerjakan pekerjaan dan tugas yang harus dikerjakannya. Namun, tidak semua
kemajuan yang telah dicapai tersebut membawa dampak positif. Diantara kemajuan
yang telah dicapai tersebut ternyata dapat membawa dampak negatif bagi manusia.
Dibawah ini akan dipaparkan dampak positif (keuntungan) dan negatif(kerugian)
dari penggunaan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) dalam bidang sosial,
pendidikan, ekonomi, dan pemerintahan.
1. Dalam Bidang Sosial
Keuntungan, Kemajuan teknologi
komunikasi yang cepat dapat mempermudah komunikasi antara suatu tempat dan
tempat yang lain.
Kerugian:
a. Dengan semakin pesatnya
komunikasi membuat bentuk komunikasi berubah yang asalnya berupa face to face
menjadi tidak. Hal ini dapat menyebabkan komunikasi menjadi hampa.
b. Seseorang yang terus menerus
bergaul dengan komputer akan cenderung menjadi seseorang yang individualis.
c.
Dengan pesatnya teknologi informasi baik di
internet maupun media lainnya membuat peluang masuknya hal-hal yang berbau
pornografi, pornoaksi, maupun kekerasan semakin mudah.
d. Kemajuan TIK juga pasti akan
semakin memperparah kesenjangan sosial yang terjadi di masyarakat antara orang
kaya dan orang miskin.
e. Maraknya cyber crime yang
terus membayangi seperti carding, ulah cracker, manipulasi data dan
berbagaicyber crime yang lainnya
Menurut Paul C Saettler dari California State University, Sacramento, Satu
hal yang pasti, interaksi anak dan komputer yang bersifat satu (orang)
menghadap satu (mesin) mengakibatkan anak menjadi tidak cerdas secara sosial.
2. Dalam Bidang Pendidikan
Keuntungan:
a. Informasi yang dibutuhkan akan
semakin cepat dan mudah di akses untuk kepentingan pendidikan.
b. Inovasi dalam pembelajaran
semakin berkembang dengan adanya inovasi e-learning yang semakin memudahkan
proses pendidikan.
c. Kemajuan TIK juga akan
memungkinkan berkembangnya kelas virtual atau kelas yang berbasisteleconference
yang tidak mengharuskan sang pendidik dan peserta didik berada dalam satu
ruangan.
d. Sistem administrasi pada
sebuah lembaga pendidikan akan semakin mudah dan lancar karena penerapan sistem
TIK.
Kerugian:
a. Kemajuan TIK juga akan semakin
mempermudahterjadinya pelanggaran terhadap Hak Atas Kekayaan Intelektual (HAKI)
karena semakin mudahnya mengakses data menyebabkan orang yang bersifat
plagiatis akan melakukan kecurangan.
b. Walaupun sistem administrasi
suatu lembaga pendidikan bagaikan sebuah system tanpa celah, akan tetapi jika
terjadi suatu kecerobohan dalam menjalankan sistem tersebut akan berakibat
fatal.
c. Salah satu dampak negatif
televisi adalah melatih anak untuk berpikir pendek dan bertahan berkonsentrasi
dalam waktu yang singkat (short span of
attention).
3. Dalam Bidang Ekonomi
Keuntungan:
a. Semakin maraknya penggunaan
TIK akan semakin membuka lapangan pekerjaan.
b. Bisnis yang berbasis TIK atau
yang biasa disebut e-commerce dapat mempermudah transaksi-traansaksi bisnis
suatu perusahaan atau perorangan
c. Dengan fasilitas pemasangan
iklan di internet pada situs-situs tertentu akan mempermudah kegiatan promosi
dan pemasaran suatu produk.
Kerugian:
a. Dengan mudahnya melakukan
transaksi di internet menyebabkan akan semakin memudahkan pula transaksi yang
dilarang seperti transaksi barang selundupan atau transaksi narkoba.
b. Hal yang sering terjadi adalah
pembobolan rekening suatu lembaga atau perorangan yang mengakibatkan kerugian
financial yang besar.
4. Dalam Bidang Pemerintahan
Keuntungan:
a. Teknologi Informasi dan
Komunikasi yang dikembangkan dalam pemerintahan atau yang disebut e-government
membuat masyarakat semakin mudah dalam mengakses kebijakan pemerintah sehingga
program yang dicanangkan pemerintah dapat berjalan dengan lancar.
b. e-government juga dapat
mendukung pengelolaan pemerintahan yang lebih efisien, dan bisa meningkatkan
komunikasi antara pemerintah dengan sektor usaha dan industri.
c. Masyarakat dapat memberi
masukan mengenai kebijakan-kebijakan yang dibuaat oleh pemerintah sehingga
dapat memperbaiki kinerja pemerintah.
Kerugian:
a. Semakin bebasnya masyarakat
mengakses situs pemerintah akan membuka peluang terjadinya cyber crime yang
dapat merusak system TIK pada e-government. Misalnya kasus pembobolan situs KPU
ketika penyelenggaraan Pemilu oleh seorang cracker.
5.2 Pemanfaatan teknologi komunikasi dalam bisnis
Saat ini teknologi informasi
bukan hanya berkembang dengan pesat, tetapi juga sering mengalami perubahan
yang sangat cepat. Hampir setiap detik selalu ditemukan penemuan baru dengan
tujuan untuk memperbaiki atau menyempurnakan hasil teknologi sebelumnya. manfaat
teknologi nformasi pada saat ini tidak hanya dipergunakan untuk kepentingan
organisasi saja, tetapi juga untuk kebutuhan individu. Bagi organisasi
teknologi informasi dapat digunakan untuk mencapai keunggulan kompetitif,
sedangkan untuk kebutuhan individu, teknologi dipergunakan untuk kepentingan
pribadiseperti mencari pekerjaan.
Dengan kemajuan teknologi yang
semakin pesat saat ini, bisa dikatakan teknologi informasi telah memasuki ke
segala bidang, salah satunya dibidang bisnis. Bisnis tanpa adanya memanfaatkan
teknologi informasi tidak akan bisa maju dan terancam bangkrut. Banyak pelaku
bisnis yang memanfaatkan teknologi informasi untuk mendukung kemajuan bisnis
dan mendapatkan keuntungan yang diinginkan.
Dengan memanfaatkan teknologi informasi di bidang
bisnis akan memberikan dampak positif yang besar untuk jalanya bisnis yang kita
bangun. Berikut beberapa manfaat penting teknologi informasi dalam bidang
bisnis:
1.
Munculnya peluang bisnis baru (E-business),
dengan semakin majunya teknologi dan informasi akan mendorong beberapa orang
untuk menciptakan beberapa peluang yang sangat menguntungkan dan sebagai modal
bisnis yang sangat menguntungkan. Contohnya pemanfaatan kemajuan teknologi dan
komunikasi adalah google. Di mana search engine google banyak digunakan untuk
mencari sesuatu di internet dan perusahaan google akan mendapatkan banyak
keuntungan.
2.
Mengurangi biaya produksi dan operasional,
kemajuan teknologi dan informasi dapat membantu perusahaan dalam mengurangi
biaya produksi sehingga perusahaan akan mendapatkan keuntungan yang besar
dengan mengeluarkan pengeluaran yang sedikit. dan mengurangi operasional
sehingga perusahaan dapat menambah jumlah produksi di setiap barang
produksinya.
3.
Mempermudah proses komunikasi dan monitoring
setiap karyawan, mempermudah proses komunikasi dan monitoring setiap karyawan
yang bekerja, sehingga karyawan tidak perlu repot-repot datang ke ruang rapat
dan berkumpul bersama, dan bisa melakukan teleconference untuk saling
berkomunikasi mengenai beberapa ide. Hal tersebut membuat rapat menjadi lebih
praktis dan juga dapat mengawasi kinerja para karyawan.
4.
Akses informasi dan penyebaran informasi,
mempublikasikan berita melalui internet dapat tersebar luas dengan cepat
dibandingankan dengan enggunakan fax atau pos. Kita dapat menyebar luaskan
informasi ke seluruh dunia dan dapat berinteraksi langsung melalui komputer.
5.
Komunikasi yang cepat, fasilitas yang ada di
internet banyak membuktikan kecepatanya berkomunikasi dengan orang yang dituju,
seperti E-mail yang telah banyak digunakan untuk mengirim dan menerima dokumen.
Chat atau video conferencing juga mempercepat komunikasi.
6.
Jadi peran perkembangan teknologi informasi
pada saat ini tidak bisa dipisahkan dari dunia bisnis, karena perkembangan
teknologi informasi dapat memberikan berbagai keuntungan dan kemudahan dalam
menjalankan aktivitas bisnis. Namun selain memberikan manfaat dalam bidang
bisnis, teknologi infromasi juga dapat disalah gunakan dalam hal yang kurang
baik. Oleh karen itu, untuk pengunaannya harus digunakan secara bijak.
5.3 Pengaruh pemanfaatan teknologi informasi dalam
pengambilan keputusan bisnis
1. Membuat keputusan (decision making)
Membuat keputusan (decision making) adalah suatu proses
memilih alternatif tertentu dari beberapa alternatif yang ada. Jadi, membuat
keputusan adalah suatu proses memilih antara berbagai macam cara untuk
melaksanakan pekerjaan. Semakin berpengalaman dalam pengambilan keputusan,
semakin besar pula kepercayaan diri yang akan semakin berorientasi pula pada
suatu tindakan. Jika seorang wirausaha mampu mengambil suatu keputusan dalam
batas-batas waktu yang masuk akal, mungkin ia mampu mengambil suatu keputusan
yang menguntungkan sehingga sewaktu-waktu muncul peluang-peluang bisnis.
Di sini seorang Wirausaha
harus cepat mengambil suatu keputusan agar dapat menggunakan kesempatan
sebaik-baiknya. Wirausaha yang ingin maju dalam bisnisnya, harus dapat memutar
akal dengan mengandalkan intuisi, ide-ide yang penuh kreatif dan inovatif. Mereka
juga harus memandang persoalan dalam konteks yang lebih luas, sambil mengingat
bahwa keputusan-keputusan utama akan mempunyai akibat-akibat jangka panjang
atas operasi bisnisnya. Seorang wirausaha diharapkan lebih aktif dalam dan
lebih kreatif, karena ia harus membuat keputusan (decision making) tanpa
bantuan data-data kuantitatif (data berbentuk angka-angka) atau dukungan staf
yang berpengalaman.
Keberhasilan seorang Wirausaha di dalam
bisnis, tergantung pada kemampuan membuat keputusan yang meningkatkan
keuntungan bisnisnya pada masa yang akan datang. Kemampuan membuat keputusan
dapat diperoleh dari pengalamannya selama bertahun-tahun. Akan tetapi, dalam
prakteknya pasti ada saja kesalahan-kesalahan, yang harus cepat disadari dan
diambil tindakan pembetulannya.
Dalam perusahaan besar, biasanya pembuatan dan
pengambilan keputusan itu didasarkan atas dasar data-data dan dokumentasi
perusahaan yang terdapat dalam survei, laporan usaha, dan sebagainya. Informasi
ini biasanya telah dihimpun dengan cara yang sudah ditentukan, sesuai dengan
teknik-teknik pemecahan masalah.
Adapun pedoman untuk membuat keputusan,
kuncinya adalah sebagai berikut:
a. Terlebih dahulu, tentukan
fakta-fakta dari persoalan yang sudah dikenal.
b. Identifikasi, bidang manakah
dari persoalan-persoalan yang tidak berdasarkan fakta-fakta. Di bidang yang
dikenal inilah, seorang Wirausaha harus menggunakan logika, penalaran, dan
institusinya untuk membuat keputusan.
c. Keberanian dan antusiasme
sangat diperlukan dalam menerapkan sebuah keputusan.
d. Bersedia untuk mengambil
tindakan agresif dalam menerapkan sebuah keputusan.
e. Ambillah risiko yang
sedang-sedang saja jika terdapat ketidakpastian yang besar
f.
Dalam keadaan tertentu, mungkin lebih baik
untuk meneruskan sesuatu yang telah berhasil pada masa lampau.
g. Jauhilah keputusan-keputusan
yang akan mengubah secara drastis susunan organisasi yang sekarang.
h. Keputusan perlu diuji cobakan
dahulu.
Seorang Wirausaha harus
memulai menerapkan keputusan, semua keragu-raguan dan ketidakpastian haruslah
dibuang jauh-jauh. Jika anda dihadapkan pada alternatif harus memilih, maka
buatlah pertimbangan-pertimbangan yang matang. Kumpulkan berbagai informasi dan
boleh meminta pendapat orang lain. Setelah itu, ambil keputusan dan jangan
ragu-ragu. Dengan berbagai alternatif yang ada dalam pikiran, para Wirausaha
akan dapat mengambil keputusan yang terbaik. Banyak factor yang dapat
mempengaruhi pembuatan keputusan (decision making), diantaranya motivasi,
persepsi, dan proses belajar.
Dalam proses pembuatan keputusan, kenyatannya
ada Wirausaha yang mampu mengambil keputusan berdasarkan pengalaman, dan ada
pula Wirausaha yang berperilaku membuat keputusan secara otomatis. Jika
keputusan diambil berdasarkan pada pengalaman masa lalu, hendaknnya tergantung
juga pada tempat, waktu, pendidikan Wirausaha, dan sebagainya.
a. Seorang Wirausaha yang kreatif
adalah yang pandai mengambil keputusan- keputusan yang tepat dalam bisnisnya.
b. Seorang Wirausaha suksesnya
tergantung pada kemampuan mengambil keputusan yang meningkatkan kemampuan
meningkatkan laba bisnis pada masa mendatang.
c. Seorang wirausaha yang ingin
maju sangat tergantung pada ekspentasi masa depan dan keberlanjutan bisnisnya.
2. Faktor dan pertimbangan membuat keputusan
Dalam mengelola bisnisnya,
para worausaha harus membuatkeputusan akhir dengan memperhatikan faktor-faktor
dan pertimbangan berikut:
a. Ukuran dan kompleksitas
bisnis.
b. Harapan mengenai pertumbuhan
dan perkembangan bisnis.
c. Fasilitas jasa yang tersedia
di daerah untuk berbagai instalasi sistem.
d. Kualitas dan kuantitas dari
staf yang tersedia untuk pelbagai jenis system dan fasilitas latihan yang
tersedia.
e. Jumlah transaksi yang harus
diproses.
f.
Faktor-faktor keuangan.
Sumber:
Kelompok 4
*Heni Widyastuti
*Maharani Ramadhani
*Santika Kurnia Dewi
*Shakti Silpama
*Siti Masitoh
Komentar
Posting Komentar